Kutemukan diriku
Sendiri di batas waktu
Kulihat keadaannya lusuh
Model rambut yang tak karuan
Tambalan baju di sana sini
Ditambah lagi dengan sendal jepit yang talinya hampir putus
Kelihatan tak terurus
Juga tak ada harapan
Kutanya pada dunia
Apakah arti semua ini
Dia hanya diam
Tak setitikpun kata keluar
Malah kekejaman yang datang
Perlahan namun pasti
Mengerogoti jiwa dan batinku
Kuputuskan tuk mencari sendiri
Seperti musafir yang kehausan
Terdampar di gurun pasir yang gersang
Berjalan tak tentu arah
Dan kutemukan suatu jawaban
Di dasar sumur tua
Airnya keruh bercampur noda
Ternyata....
Kemalasan yang mendera
Ketakutan yang menghantui
Rasa ketidakmampuan yang menyerang
Mengeluh tanpa henti
Bersatu dan bersemayam
Di suatu titik
Tepat di pikiran dan sanubariku
Aku sadar
Jiwaku harus berontak
Meronta-ronta
Berteriak sekeras mungkin
Biar semua tau
Keadaan itu tak selayaknya kumiliki
Semestinya kubenamkan saja
Jauh di perut bumi
Habis tak tersisa dimakan cacing
Akhirnya....
Jiwaku bebas
Batinku tenang
Terlepas dari semua kekangan yang menghimpit
Selamat tinggal wahai masa suramku
(21/10/08)
by: lana
Kamis, 21 Mei 2009
JIWAKU BERONTAK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ASS...puisi yang benar2perjalanan hidup kita mas..kitamalas yah suram lah hidup kita.bravo yah mas
BalasHapus